“Kita sama-sama saksikan di TKP!”
Bagi penggemar Opera Van Java di Trans 7, pasti sudah tidak
asing dengan kata-kata si dalang Parto tersebut. Yap! Kata-kata itu diucapakan
oleh dalang saat narasi telah selesai diceritakan, untuk kemudian dimainkan oleh
wayang.
Dalam pagelaran wayang, dalang adalah otaknya cerita. Mereka tidak hanya sekedar menggerak-gerakkan wayang pada sebidang layar putih, tapi juga berperan sebagai penutur kisah, penyanyi lagu (suluk) yang mengajak
memahami suasana pada saat-saat tertentu, dalang juga merupakan pemimpin suara gamelan, dan di atas
segalanya, yang paling penting adalah, Dalang yang memberi jiwa pada wayang.
Tidak sembarang orang bisa menjadi dalang. Zaman dahulu, pagelaran wayang tidak semata performance biasa, tetapi juga menjadi upacara ritual dan keagamaan untuk menyembah atau menghormati arwah leluhur. Dengan demikian dalang juga berperan menjadi penghubung antara manusia dan jagat besar (makro-kosmos), atau komunitas dengan dunia spiritual.
Nah, salah satu dalang yang terkenal adalah Ki Manteb
Sudarsono (foto diatas ini). Karena kemampuannya menggerakkan wayang dengan sangat cepat dan berputar-putar, beliau dijuluki
‘dalang setan’. Pertunjukan wayangnya membuat penonton terpukai karena Ki Manteb Sudarsono memakai peralatan
musik modern dan juga mengambil cerita yang tengah berkembang di masyarakat.
Karena kehebatannya itu, beliau telah mendapatkan banyak penghargaan didalam negeri maupun luar negeri, lho teman-teman! Bahkan beliau pernah mendapatkan penghargaan juga dari presiden kita, Pak SBY :D
Dan jangan salah, ada juga lho orang luar negeri yang juga tertarik oleh wayang. Mau liat? Ini nih :D
Dari sedikit ulasan tentang Dalang, Si Orang Penting Dibalik Layar ini, kita bisa menyimpulkan bahwa kalau tidak ada dalang, tidak akan ada wayang. Bisa bayangkan kan betapa penting dan hebatnya dalang? Karena mereka bisa memimpin semua pertunjukan sendirian.
Baiklah, mungkin segitu dulu post kali ini. Keep reading ya, blogger! :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar